Rabu, 26 September 2012

Fungsi Umum Teori Belajar & Uraian Penjelasan


Fungsi
Contoh
Uraian

Sebagai kerangka riset

Ketika saya berumur 6 tahun, pada saat itu saya berada di tingkat sekolah dasar pertama. Saya diajarkan untuk giat dalam belajar sehingga nilai yang saya dapatkan akan menentukan apa yang kemudian akan saya terima. Saya diajarkan supaya berusaha mendapatkan nilai yang tinggi dan tidak merah atau nilai di bawah rata-rata. Jika saya mendapatkan nilai di bawah rata-rata, maka saya akan menerima konsekuensinya berupa hukuman dari guru les. Sehingga saya selalu berusaha untuk tidak mendapatkan nilai di bawah rata-rata karena konsekuensinya membuat saya tidak merasa enak.

Hukum belajar Thorndike mengidentifikasi arti penting dari konsekuensi perilaku bagi proses belajar. Menurut Thorndike kekuatan manusia untuk mengubah dirinya sendiri adalah dengan belajar. Dilihat dari perspektif behavioris Thorndike, alasan utama mengapa individu tampaknya akan menghasilkan pemikiran yang baik adalah karena idnividu yang baik cenderung mengikuti pelajaran tertentu, atau dengan kata lain adanya kecenderumgan inherent dari individu untuk mendapatkan lebih banyak hal dari pembelajarannya dibandingkan dengan individu yang buruk.

Memberikan kerangka organisasi item-item informasi

Dulunya saya mengendarai motor dengan dua tangan saya tanpa bisa melakukan apa-apa, sekarang saya sudah bisa sms atau telepon dengan orang lain sambil mengendarai motor dan saya bisa mengendarai motor dengan satu tangan.

Gagne (1972) berpendapat bahwa kunci untuk mengembangkan teori  yang komprehensif adalah memulai dengan analisis bermacam kinerja dan ketrampilan yang dilakukan oleh manusia. Menurut perspektif interaksionis, teori Gagne mengatakan bahwa manusia dapat melakukan beragam kegiatan adalah merupakan hasil belajar.
Ada 2 karakteristik dari belajar yang menunjukkan pentingnya perkembangan belajar:
Hasil belajar digeneralisasikan untuk berbagai situasi dan ketrampilan yang kompleks didasarkan pada pembelajaran sebelumnya.

Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks

Dulunya saya menganggap kalau manusia itu ada yang mengenangkan dan ada yang mengesalkan. Sekedar terbagi atas 2 bagian, akan tetapi ketika saya masuk dalam psikologi, saya menjadi lebih mengerti akan manusia. Bahwa manusia itu memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga cara untuk memahami manusia itu berbeda-beda.

Menurut Piaget ada 4 faktor yang menunjukkan perkembangan kognitif:
Lingkungan fisik yang merupakan hal penting untuk interaksi antar individu dengan dunia, kematangan menunjukkan perkembangan kognitif yang tidak ditentukan sebelumnya, lingkungan sosial mencakup peran bahasa dan pendidikan, dan terakhir penyimbangan (equilibration)
Penyimbangan yang merupakan proses menjaga keadaaan yang tetap dalam fungsi intelektual.

Mereorganisasi pengalaman sebelumnya

Game itu adalah hal yang saya gemari sekarang, dulunya saya tidak begitu sering memainkan game karena banyak faktor. Akan tetapi, sewaktu saya menjelang semakin dewasa, teman bermain saya semakin banyak dan semakin banyak. Hobi teman-teman saya itu kebanyakan adalah bermain game, dan mereka kebanyakan bermain game dan sering mengajak saya. Hal tersebut membuat saya menjadi seorang gamer dan sering dalam bermain game.

Dari perspektif interaksionis, prilaku baru tidak bisa diperoleh kecuali pengamat memperhatikan dan memahaminya secara akurat. Beberapa faktor yang mempengaruhi perhatian:
Karakteristik prilaku yang mencakup proses pengulangan yang sering, ketrampilan observasi, tingkat kesadaran, kapasitas indra, dan ketrampilan pengamat dalam mengintrepetasikan suatu kejadian yang sedang berlangsung.
Proses penting dalam pengulangkan adalah rehearsal

Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa

Saya mempunyai seorang teman, kita panggil dia Joko. Dia orangnya sangat pelit dan sangat tidak mau menyumbang satu sen pun untuk kegiatan sosial. Karena itu, kami teman-temannya berencana membuat dia jerah akan prilaku pelitnya dan mau menyumbang sedikit. Setiap kali kami keluar makan pada waktu malam hari, kami selalu ngerumpi di warung makan di tepi jalan. Tempat itu biasanya banyak sangat anak jalanan. Ketika anak jalanan itu lewat dan menyanyikan lagu itu, kami membuat Joko marah dengan membuat kami semua membayarin makanan anak jalanan yang kami minta duduk dengan kami setelah mereka siap menyanyi. Tapi lama kelamaaan Joko menjadi terbiasa akan hal itu, dan akhirnya dia mau menyumbang sedikit untuk anak jalanan tersebut walaupun cuma dengan makanan.

Teori belajar behaviorisme mengatakan bahwa prilaku yang diulang terus menerus akan membuat hal itu terbiasa untuk dilakukan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya suatu pengkondisian klasik yang akhirnya menghasilkan perilaku yang kita inginkan.

0 komentar:

Posting Komentar