Hidup adalah sesuatu yang tidak bisa terlepas dari proses belajar. Dengan
belajar sendiri, maka informasi yang diinginkan dapat didapatkan, pengetahuan
bertambah, dan masih banyak hal yang masih bisa didapatkan kalau kita mau
belajar. Proses belajar tidak terjadi dengan begitu saja, semua sesuai dengan
keinginan individu yang memiliki kemauan untuk belajar atau tidak.
Dalam mata kuliah Psikologi Belajar, banyak hal yang bisa didapatkan yang
dapat menambah ilmu kita sebagai individu. Mulai dari pertama kali masuk kuliah
Psikologi Belajar, awalnya saya adalah mahasiswa yang melakukan pkrs untuk
masuk dalam kuliah Psikologi Belajar. Ekspetasi saya terhadap mata kuliah
Psikologi Belajar ini sendiri awalnya akan mudah dalam menjalaninya. Tapi
namanya juga mata kuliah dan dibawakan oleh salah satu dosen yang powerful
dalam mengajarnya menjadikan mata kuliah Psikologi Belajar ini sesuatu yang
unik, menantang, dan menyenangkan. Dalam hal penugasannya sendiri terlihat
perbedaan yang jarang ada terdapat pada mata kuliah lain, kecuali mata kuliah
Psikologi Pendidikan yang juga diajar oleh dosen yang bersangkutan. Tugas-tugas
yang diberikan semuanya harus dipostkan melalui blog berbeda dengan mata kuliah
lain yang lebih menggunakan kertas dalam pengumpulan tugas-tugasnya. Mungkin banyak
individu setuju dengan konsep belajar dan pengumpulan tugas yang dilakukan oleh
Bu Dina, karena selain menghemat kertas juga mengurangi produksi kertas untuk
ikut dalam program Go Green.
Dalam proses awal penggunaan blog, mungkin banyak mahasiswa yang tidak
tahu sama sekali tentang blog menjadi tahu tentang hal-hal dasar yang ada di
blog, itu semua suatu proses yang disebut dengan proses belajar. Banyak yang
mungkin belajar dengan mencoba – coba sendiri, ada yang mencari informasi dari
internet, ada yang mencari tahu dari teman – teman yang sudah pandai atau yang
sudah pernah melakukannya, maupun ada yang tidak mau tahu sama sekali dan
meminta temannya untuk membuatkan blog dan tinggal terima bersih. Semua itu
adalah proses belajar, semua tergantung dari individu itu sendiri, pembelajaran
yang bagaimana yang dia inginkan.
Dalam hal penugasan tugas, tugas yang diberikan ada yang relatif mudah
dan ada yang relatif sulit. Tugas yang diberikan cukup mirip dengan tugas beberapa
mata kuliah lain yang digabungkan, lebih kepada pembahasan kasus, teori secara
konseptual, dan pembuatan rancangan sesuai dengan teori (modul) serta praktik
di lapangan. Secara pembahasan kasus mungkin sudah sering didapatkan ketika
mengikuti mata kuliah lain seperti pada
mata kuliah PUM 2, dimana kita diminta untuk mencari kasus yang real atau
berdasarkan pengalaman yang dimiliki individu maupun kasus yang didapat dari
jaringan internet. Kasus yang telah didapat dibahas menggunakan teori yang ada,
yang membuat mahasiswa mau membaca dan menganalisa kasus. Banyak proses belajar
disini, salah satunya adalah dalam membaca teori secara konseptual dalam
menganalisa kasus. Dair sini, kita harus
membaca dan memahami teori supaya ketika kita menganalisa kasus tidak salah dan
juga lengkap pembahasannya.
Sedangkan dalam perencanaan modul menurut teori, tugas UTS, memang beda
dari UTS yang lain, dimana perancangan modul ini dibuat sekreatif mungkin
sesuai dengan ide-ide mahasiswa yang ada dalam kelompoknya. Walaupun dibuat
sekreatif mungkin, harus tetap dihubungkan dengan teori yang digunakan. Pada waktu
ini, kelompok kami membuat modul tentang game yang berhubungan dengan teori
Skinner. Awalnya susah dalam memikirkan modul ini, karena belum memiliki ide
dalam pembuatannya sehingga kami berpikir sejenak dan mencari ide yang dapat
berhubungan dengan teori yang akan kami pakai. Pencarian ide melalui perdebatan
akhirnya membuahkan hasil, kelompok kami memilih untuk membuat modul tentang
game. Akan tetapi game yang bagaimana, kami bahas lagi karena adanya banyak ide
yang bisa dipakai dalam modul kami.
Terakhir kelompok kami berpikir, teori Skinner lebih menekankan pada
proses pembelajaran, dimana adanya reinforcement dan punishment. Kelompok kami
akhirnya lebih menekankan pada adanya 2 game karena hasil dari proses
pembelajaran tidak terjadi jika cuma dilakukan sekali akan tetapi berkali –
kali. Walaupun berkali – kali, dalam hal ini kelompok kami memilih 2 kali
karena kelompok kami akan memberikan penekanan kata “ADANYA HADIAH BAGI YANG
MENANG” (reinforcement positif) dan “KELUAR BAGI YANG SALAH” (reinforcement
negatif atau punishment). “KELUAR BAGI YANG SALAH” dimaksudkan bermakna
reinforcement negatif karena ketika game belum dimulai dan masih tahap
pengenalan atau pembukaan, disana MC akan menekankan kata tersebut supaya para
partisipan berusaha untuk lolos dari kejadian yang tidak enak tersebut dan
berusaha supaya tetap menang; “KELUAR BAGI YANG SALAH” dimaksudkan punishment
ketika individu yang sudah menjawab dan akhirnya salah, memang harus menerima
punishment berupa dia tidak bisa ikut dalam game selanjutnya serta
berkemungkinan membuat timnya kalah dan terkena punishemny juga. Setelah game
pertama selesai, maka kami pun akan memberikan reward kepada 2 tim teratas dan menekankan
kata-kata “ADANYA HADIAH BAGI YANG MENANG” dan “KELUAR BAGI YANG SALAH” lagi
supaya mereka belajar dari proses belajar yang telah alami sebelumnya sebelum
dimulainya game kedua. Dari sekian perdebatan kami, aknhirnya kami bisa
mendapatkan modul yang kelompok kami inginkan dan kami rancang semaksimal
mungkin.
Tugas yang menurut saya cukup seru dan menyenangkan adalah tugas
observasi, karena disana kita melakukan praktik langsung, bukan sekedar membaca
teori atau memahami konsep yang tidak pernah tahu bagaimana faktanya ketika
berada di luar. Memang terjadi banyak perdebatan sebelum tugas ini dijalankan,
kebanyakan karena kesalahan kami para mahasiswa yang jarang online dan mendapatkan
info yang ada. Itu semua adalah proses belajar yang bisa kita pelajari, semua
hal yang kita dapat dalam mata kuliah Psikologi Belajar adalah bahwa segala
sesuatu yang kita kerjakan adalah proses belajar dan dapat dijelaskan secara teori
belajar. Tetapi, kami bersyukur karena tugas observasi ini masih bisa berjalan
dengan baik walaupun banyak halangan dan rintangan yang terjadi. Dalam hal ini,
saya sendiri merasa ketika melakukan observasi terutama pada perbedaan
fasilitas, sistem pengajaran, serta keaktifan siswa cukup membuat saya
tersanjung melihat sekolah mereka walaupun sekolah mereka masih dalam proses
pembangunan. Kalau hasil observasi mungkin sudah saya jelaskan pada blog saya
sebelumnya, jadi akan saya jelaskan Cuma sedikit. Observasi yang saya lakukan
menggunakan panduan teori Gagne dan hasil observasi dianalisa menggunakan teori
Gagne juga.
Semua hal di atas adalah suatu proses belajar yang tidak akan terhenti
begitu saja, proses belajar akan terjadi terus menerus dalam kehidupan kita. Mau
itu sesuatu yang kecil maupun sesuatu yang sangat membutuhkan kognitif dalam
pembelajarannya. Penjelasan di atas akan sebisa mungkin dijelaskan dengan
menggunakan teori Gagne (9 tahapan belajar)
Deskripsi
|
Tahapan
|
Fungsi
|
Persiapan Belajar
|
1. Memerhatikan
|
Disini ketika membuat tugas UTS, pertama kami
saling memberitahukan kepada anggota kelompok supaya mencari bahan dan
membacanya sebelum diadakan diskusi
|
2. Harapan
|
Tujuan disini mencari bahan terlebih dahulu supaya
sewaktu diskusi kita sudah memiliki bahan yang mau dipakai dan tidak perlu
menghabiskan banyak waktu dalam mencari bahan lagi
|
|
3. Pengambilan informasi kembali untuk dibawa ke
ingatan kerja
|
Disini kita mencari informasi dan bahan – bahan
yang sesuai dengan instruksi dari kelompok jadi bahan – bahan itu adalah
bahan yang memang bisa digunakan dan tidak perlu dipilah lagi mana yang bisa
digunakan dan mana yang tidak bisa.
Selain itu, kita juga menggunakan kognitif kita
dalam berpikir kembali tentang bahan yang sudah pernah kita pelajari supaya
bisa dipakai lagi
|
|
Akuisisi dan kinerja
|
4. Persepsi selektif terhadap ciri stimulus
|
Disini kita menandai kurang lebih hal yang penting
yang mungkin akan berguna ketika diskusi berlangsung
|
5. Pengkodean semantik
|
Kita setelah menandai dan membaca lagi kemudian
mengambil pemahaman daripada bahan yang ada. Jadi ketika membahasnya kita
sudah tahu hal – hal apa saja yang bisa kita utarakan ketika diskusi
|
|
6. Pengambilan kembali dan respon
|
Disini sesi diskusi sedang berlangsung dan ide tiap
anggota kelompok mulai dikeluarkan sesuai dengan informasi yang sudah didapat
dan perdebatan pun dimulai
Banyak ide yang berbeda karena bahan yang didapat
dari tiap orang berbeda dan ingatan informasi tentang topik diskusi tiap orang
berbeda – beda
Selain itu, ketika kami mendiskusikan tentang modul
game banyak game yang bermunculan, jadi adu debat kami untuk mencari game
yang paling pas dalam teori yang kami dapat
|
|
7. Penguatan
|
Ketika perdebatan dimulai, maka akan terjadi saling
tukar pikiran di dalamnya. Ide yang satu dengan yang lain berbeda dan kita
berusaha mencari fakta yang memang ada untuk menjadikan penguatan untuk
informasi yang kita dapat supaya tidak salah lagi
Disini kami pun memastikan game “Main Kata” dan “Tebak
Gambar” yang menjadi game dalam modul kami karena game ini tidak begitu
menghabiskan banyak waktu dan permainan berlangsung cepat
|
|
Transfer belajar
|
8. Pengambilan pentunjuk
|
Setelah sesi diskusi selesai, maka kita mendapatkan
informasi yang benar dari diskusi tadi tentang Teori Skinner dan modul game
kami.
Kami kemudian membagi tugas juga untuk anggota
kelompok, tugas – tugas apa saja yang akan mereka kerjakan ketika
mempraktikan tugas UTS kami
|
9. Kemampuan generalisasi
|
Dari hasil diskusi kami, akhirnya kami menyadari
bahwa teori Skinner yang biasanya digunakan untuk memberikan pelajaran supaya
seseorang dapat mengubah perilakunya sesuai dengan yang kita mau, rupanya
dapat juga diterapkan dalam proses bermain game
Itu merupakan suatu hal baru yang kami dapatkan
|